Tuesday, September 25, 2012

ANALISIS KEBUTUHAN SETELAH EVALUASI RSDBI BALI


   Evaluasi RSDBI senantiasa dilakukan oleh pemerintah seiring dengan moratorium penyelenggaraan RSDBI maka Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali menyelenggarakan penguatan RSDBI di Bali mulai dari jenjang SD sampai SMA/SMK. Kegiatan ini diselenggarakan melalui kegiatan Workshop para kepala sekolah dan guru RSDBI di wilayah Provinsi Bali mulai tanggal 21 sampai dengan 23 Nopember 2012 yang bertempat di BPKB Provinsi Bali di Jalan Gurita Denpasar. Kegiatan ini mengundang nara sumber dari institusi sekolah yang telah berhasil menyelenggarakan best practice di sekolah seperti SMA Bali Mandara Singaraja, dari para akedemisi seperti Prof. Dr. I Wayan Maba, Prof. Dr. Anak Agung Gede Agung, M.Pd, Drs. I Made Suparma, S.Pd,  dan Drs. I Wayan Suratha, M.Pd. 
        Kegiatan ini dibuka oleh Drs. Dewa Made Sudiarta, M.Pd dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali. Dewa mengatakan bahwa kegiatan workshop ini juga akan diisi dengan presentasi hasil analisis evaluasi RSDBI yang sudah dilakukan sebulan yang lalu untuk selanjutnya akan dijadikan bahan laporan kepada Gubernur Bali. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini pemerintah akan mengadakan koordinasi tiga pihak antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten dengan Dinas Pendidikan Provinsi Bali serta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga ditemukan formula yang tepat dalam hal sharing pembiayaan antara pembiyaan pusat APBD Provinsi dan APBD Kabupaten. Hasil kajian analisis evaluasi RSDBI tersebut selanjutnya akan dijadikan acuan dalam menentukan kebijakan anggaran pemenuhan kebutuhan RSDBI sehingga percepatan proses peningkatan stauts RSDBI menjadi SBI dapat tercapai secepat mungkin. 
         Dewa juga menyatakan bahwa otoomi satu atap yang berlangsung selama ini antara Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Provinsi Bali dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten ke depan akan diarahkan pengelolaannya secara sentralisasi. Sebagai langkah awal yang akan diambil adalah peninjauan kembali Undang-undang Otonomi Daerah terkait masalah pendidikan. Karna bagaimanapun juga tidak dapat dipungkiri proses regenerasi atau mutasi tenaga pendidik dan kependidikan yang selama ini berlangsung tidak senapas dengan kebijakan pendidikan secara umum. Sehingga terkadang proses mutasi tidak menggunakan pertimbangan akademis dan logis. Sebagai akibatnya adalah ketidak selarasan antara kebijaksanan pusat dengan daerah terkait masalah pendidikan. Hal lain yang akan ditinjau kembali menurut Dewa adalah kewajiban pemenuhan jam wajib guru selama 24 jam karna guru tidak sempat lagi menyelenggarakan kegiatan bimbingan, pengembangan diri, administrasi guru dan sebagainya. Dengan beban sebanyak itu target pemenuhan selama 24 jam adalah mutlak harus dipenuhi dengan mengesampingkan kualitas pembelajaran. Dimana indikator keberhasilan bukan hanya kepada pemenuhan kewajiban total 24 jam tersebut dalam seminggu akan tetapi lebih kepada proses pembelajaran. 
         Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA Bali Mandara Drs. I Nyoman Darta, M.Pd yang juga sebagai nara sumber pada kegiatan workshop di hari pertama tersebut  mengatakan bahwa proses pembelajaran yang baik adalah yang proses yang mengedepankan kebermaknaan belajar secara konstruktivistik. Dimana siswa akan menjadi pembelajar yang baik jika dia dapat menemukan langsung jalan keluar dari permasalahan dalam pembelajaran secara mandiri. Darta yang mendapatkan giliran sebagai pembicara setelah acara tersebut di buka menceritakan dan berbagi sharing tentang apa yang telah ia lakukan di sekolahnya untuk menjadi bahan referensi bagi sekolah lain dalam mengembangkan sekolahnya. SMAN Bali Mandara yang merupakan sekolah unggulan yang telah berhasil berprestasi dalam usianya yang terbilang sangat muda. Beberapa siswanya telah berhasil menyabet prestasi bersekala nasional maupun internasional dalam bidang akademik. Sekolah tersebut juga telah berhasil membawa siswanya mampu lolos dalam ujian standar internasional yang diselenggarakan oleh Cambrigde Academy di Amerika Serikat. Hal ini tidak akan terlepas dari peranan system dan implementasi kurikulum yang mengadopsi system kredit semester (SKS) dengan menggunakan satuan kredit semester (sks). Keunggulan lain yang juga mendukung tercapainya prestasi belajar siswa semasif itu adalah karna dukungan penuh dari Pemprov Bali yang bekerja sama dengan Sampoerna Foundations yang melakukan pengawasan ekstra ketat terhadap pelaksanaan penyelenggaraan manajemen sekolah berikut pembelajaran serta kulitas gurunya. Dimana guru di sekolah tersebut secara rutin diupdate wawasan dan pola berfikirnya dengan tenaga konsultan dan interpreneur yang profesioanl.
         Darta mengajak para kepala sekolah untuk bersama berubah untuk mengadopsi system kredit SKS yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan kemampuaan belajar siswa yang beragam. Karna dengan  SKS menurut Darta beberapa keunggulan dan keterbatasan siswa dalam bidang tertentu berusaha untuk diakomodir sehingga perkembangannya menjadi maksimal sesuai dengan potensi apa yang ia miliki. Dengan memakai system kredit semester siswa yang memiliki kemampuan lebih akan mendapat pelayanan pendidikan sewajarnya demikian juga halnya siswa yang memiliki keterbatasan dalam hal kecepatan belajarnya. Dengan fasilitas asrama yang dimiliki maka pelaksanaan system kredit semester sangat sukses dijalankan di sekolah tersebut.
          Beberapa tanggapan muncul dari para peserta workshop yang sebagian besar memuji dan ingin banyak belajar dari SMAN Bali Mandara. Di samping ada beberapa peserta yang masih belum siap melaksanakan inovasi pendidikan seperti itu karna faktor keterbatasan sarana, sumberdaya manusia, dan yang paling penting adalah belum siap untuk berinovasi. Karna prinsip inovasi menurut Darta adalah berani mengambi resiko termasuk resiko jabatan. Barani berinovasi berarti berani mengambil resiko di tengah situasi system pendidikan yang masih dijalankan dengan birokrasi yang procedural dan kaku.

Teruslah berinovasi Pak Darta, dan jangan henti hentinya untuk berbagi sesuai moto sekolah Bapak “ Share and Care”. Dan selamat mencoba bagi aktivis pendidikan lainnya. Kita songsong masa depan pendidikan yang mendekatkan diri dengan mutu, bukan pada birokrasi procedural semata.

Semoga SDN 1 Karangasem minimal dapat memikirkan jejaknya sebelum mengikuti jejaknya.
 
Selamat mengikuti Workshop !

No comments:

Post a Comment

 
Design by Teacher Creative Corner | Bloggerized by Seraya - Seraya Blogger Themes | Affiliate Network Reviews